Info Terbaru 2022

Sartono Sang Pendekar Tanpa Tanda Jasa

Sartono Sang Pendekar Tanpa Tanda Jasa
Sartono Sang Pendekar Tanpa Tanda Jasa
Sartono sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

"Tiada kata yang dapat  kami ucapkan kepadamu selain ucapan terima kasih guruku, terima kasih atas segala ilmu yang telah kamu berikan kepada kami selama ini."
Sartono lahir di madiun,  jawa timur pada tanggal 29 Mei 1936 dan dia wafat pada tanggal 1 september 2015 pada usia 79 tahun. Sartono yaitu pencipta lagu hymne guru tanpa tanda jasa.Sartono mulai bermain music semenjak remaja. Beliau tidak sempat melanjutkan pendidikan SMAnya alasannya yaitu ayahnya meninggal. Akhirnya dia selalu aktif belaar music semetode otodidak. Setelah beberapa tahun sartono pun diminta biar menjadi guru music di Sekolah Menengah Pertama katolik santo bernandus di madiunn
Musik yaitu bab hidup dari sartono. Meski sibuk mengajar serta bermain musik bersama band-nya dan Korps Musik Ajenrem,.Beliau sempat menciptakan sebuah lagu yang Karyanya yang sangat popular sampai sekarang yaitu lagu Hymne Guru, Pahlawan tanpa Tanda Jasa. Lagu ini memenangi lomba dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional yang diselenggarakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 1980.
Awal penciptaan lagu ini sanggup dibilang tidak sengaja. Karena pada tahun 1980 ditengah perjalan semetode tidak sengaja dia membaca Koran mengnai sayembara penciptaan sebuah lagu untuk guru yang diselenggarakan oleh Depdiknas dengan hadiah pemenang sebesar Rp.750.000,00. Waktu yang tersisa dua pekan, untuk merampungkan lagu.



Sartono pada ketika itu tidak sanggup membaca sebuah not balok tetapi dia tidak mengalah dan dia akan mencermati ibarat apa bergotong-royong sebuah guru tersebut.Waktu sudahh bersahabat ke deadline tetapi dia belum juga menyelesaikannya da syairnya pun masih acak acakan
Awal lagi yang diciptakan Sartono terlalu panjang dan akan menjadi lagu yang lebih dari empat menit. Padahal pada ketika itu lagu dihentikan lebih dari empat menit karenanya sartonopun berkali kali merevisi syair mana yang akan dibuang dan dipakai Hingga muncullah istilah jagoan tanpa tanda jasa . “guru itu juga jagoan tetapi selepas mereka berbakti tak satu pun ada tanda jasa melekat pada mereka , ibarat yang ada pada polisi maupun tentara “ kata sartono.


Pada ketika itu lagu sudah selesai namun terdapat sedikit duduk kasus yaitu mengirikan syair tersebut kejakarta. Karena dia tidak mekepunyaani uang maka dia menjual jas yang dia kepunyaani untuk biaya mengirmkan surat ke Jakarta. Namun itu tidak sia sia sartono memenangkan sayembara pembuatan lagu tersebut dan berhasil mendapat uang senilai Rp.750.000,00.

"lagu HYMNE GURU "

Advertisement

Iklan Sidebar